Orang Tua Memandangi Jalan

July 10, 2022 Leave a comment

Di lingkungan tempat saya tinggal atau mungkin di tempat sahabat tinggal juga, antara kita sadari atau tidak kadang sosok orang tua yang kegiatan rutinnya duduk di depan rumahnya memandangi jalan? Biasanya dia memperhatikan setiap siapapun yang berlalu di depan rumahnya. Dan sesekali menjawab sapaan dari orang yang lewat walaupun dia tidak terlalu kenal.

Kenapa dia melakukan itu? Ngapain sih sebenarnya dia? Apakah naluri orang yang sudah tua akan duduk di depan rumahnya dan memandangi jalan?

Karena didorong rasa penasaran, akhirnya saya beranikan untuk bertanya. Setelah saya ajak ngobrol perlahan sambil memahami apa yang dia rasakan ternyata jawaban yang dijawab secara tidak langsung sangatlah mengharukan. Dia kesepian. Semua anaknya sudah besar, sudah berkeluarga dan meninggalkan rumah. Dan dia memandangi jalan setiap harinya tidak lain adalah ekspresi alam bawah sadarnya yang berharap anaknya datang berkunjung walau sesekali.

Sahabat yang sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari orang tua. Bisa jadi sosok orang tua yang duduk di depan rumah tadi adalah orang tua kita. Bayangkan mereka duduk di depan pintu rumah sambil menantikan kita datang berkunjung untuk mengobati rasa rindunya. Mungkin mereka tidak berharap kita pulang setiap hari seperti dulu, mungkin juga tidak perlu seminggu sekali, atau kalau kita tidak bisapun sebulan sekali atau setahun sekali saat hari raya sudah cukup.

Jangan sampai kita baru sadar di hari mereka tak lagi menunggu kita di depan rumah, tapi menunggu kita berziarah di makamnya.

Terima kasih, semoga cerita ini memberi hikmah buat kita semua. Amiin 🤲

Categories: Opini Gue

Refleksi 5 Tahun Kerja Di Bank

March 14, 2022 Leave a comment

Halo temen2, saya sudah hampir 5 tahun di bank, dan saya mau share pandangan saya, sekali lagi pandangan saya terkait bank.

Jadi bicara tentang bank, tidak bisa lepas dari uang. karena yang dikelola oleh bank adalah uang.

UANG,ya uang adalah alat, sekali lagi alat agar transaksi bisa terjadi. 

TRANSAKSI, ya transaksi adalah pertukaran value / nilai / MANFAAT

Dalam skala individu, kalau saya sebagai karyawan transaksi bagi saya adalah, saya memberikan MANFAAT bagi perusahaan saya. Kemudian sebaliknya saya juga bisa mendapatkan MANFAAT untuk memenuhi kebutuhannya rumah tangga, kebutuhan pokok listrik, cicilan rumah, cicilan kendaraan dst.

Dalam skala antar perusahaan pasti perusahaan butuh perusahaan lain dong sebagai suplier atau pembeli produknya. mereka juga bertransaksi. dan transaksinya pasti melibatkan NILAI / MANFAAT yang lebih besar daripada individu.

Perusahaan sendiri memiliki tingkat-tingkat lagi, dari dari UMKM / SME, Korporasi, sampai Konglomerasi. NILAI / VALUE yang ditransaksikan juga berbeda besarnya.

Dan tingkat paling besar setelah perusahaan adalah Transaksi Negara / Government. 

Sekarang kita masuk ke bank, Bank adalah perantara dari dua pihak yang bertransaksi dengan tools yang bernama uang. Semakin banyak uang yang dipegang / terkumpul oleh bank (atau normalnya disebut nilai aset) semakin besar nilai transaksi pastinya yang bisa diperantarai oleh bank. dari skala individu, perusahaan sampai negara/government.

Jadi bank pun ada gradasinya, ada tingkatannya bank kecil bisa melayani transaksi untuk individu, setelah meningkat banyak uang terkumpul bisa melayani transaksi perusahaan, dan seterusnya sampai ke tingkat negara. Klasifikasi formalnya biasa disebut Bank Buku 1 s.d Bank Buku 4.

Jadi kalau dikaitkan dengan Fintech, yang digadang-gadang sebagai disrupsi terhadap bank, behavior mereka pada dasarnya sama, awalnya mereka bermain pada level transaksi individu terlebih dahulu. You can name it any brand, like Gopay, OVO, Shopeepay, Akulaku, dll, mereka mulai dari transaksi individu (pembelian, bayar-bayar, dll). Dan mereka sudah berhasil untuk hal itu. Brand-brand itu sudah jadi top of mind untuk kebutuhan transaksi individu. Mereka sudah layaknya bank “entry point“.

Next wave, mereka – para fintech – pasti mau naik kelas, membidik transaksi perusahaan (B2B), di area ini bank-bank besar masih menjadi juaranya. Dan untuk itu para fintech mereka perlu berafiliasi dengan Bank atau melakukan akuisisi Bank lain. Now you can also name it, Bank Jago, Sea Bank, Nobu Bank, Neo Bank dan bank bank lainnya yang biasanya disebut bank digital yang mungkin nanti akan muncul berikutnya tunggu saja.

Makanan Korea, Lidah Suka, Lambung Tak Terima

February 27, 2022 Leave a comment

Pro dan kontra wajar sekali terjadi dalam banyak hal, baik itu dalam interaksi antar individu di semua level keluarga, RT, RW atau bahkan tingkat negara. Tapi saya tidak mau bahas pro-kontra terkait IKN lho ya 😅. Saya mau bahas yang sederhana dan simple saja, tentang makanan korea

Kebetulan hari ini saya, istri, anak dan adek ipar saya ada acara makan bersama makanan korea di salah satu tempat makan yang ada fasilitas private room untuk makan di daerah senayan. Tujuannya tidak lain supaya lebih aman. Hidangan yang kita pesan tentunya ala korea ada barbeque ala korea, japchae, kimchi, dll. Yang paling saya suka makan daging barbeque pakai kimchi, itu udah paling enak deh. Bisa ber-slice-slice daging habis kita “sikat”.

Skip, skip.. Sebenarnya sih kita ga makan terlalu banyak juga, ya cukup lah. Tapi di perjalanan pulang lambung rasanya punya aspirasi berbeda, ada pergolakan di dalam sana. Rupanya saya sebagai “presiden” dari tubuh saya sendiri, baru memfasilitasi aspirasi lidah dan anggota elit tubuh bagian atas saja, sementara bagian bawah kurang saya pedulikan.

Merespon adanya pergolakan, saya harus segera ambil tindakan tentunya agar integritas tubuh saya tetap terjaga. Makanan yang sudah masuk tentunya tidak bisa dikeluarkan, sudah terjadi asimilasi disertai konflik horizontal antara japchae dan kimchi dengan lambung yang memang biasanya kenal sayur kangkung dan telor balado.

Untungnya sebagai solusi saya kenal sosok yang memiliki kapabilitas meredakan konflik horizontal di lambung. Tidak lain dan tidak bukan adalah youghurt. Ini juga sekalian tips buat temen-temen yang suka coba-coba makanan baru dan out of the box. Siap sedia deh youghurt, biar mencegah gejolak di perut. Kalau saya sih suka Cimory Squeeze, yougurtnya kental dan tinggal buka, diremas (squeeze) dan diminum sampai habis. Alhamdulillah setelah minum dua kemasan cimory squeeze, perdamaian sudah mulai tercipta di lambung. #LovePeace #stopwar

Categories: Opini Gue

Pelan-pelan Saja!

February 26, 2022 Leave a comment

Pelan-pelan saja! Mungkin kalimat itu yang bisa menggambarkan apa yang kurasakan sekarang. Apabila ada keinginan, manusiawi memang kalau ingin segera mewujudkan. Namun nyatanya terwujud atau tidaknya keinginan tersebut banyak hal yang mempengaruhi. Sabar, sabar, sabar.

Oiya, karena weekend tadi saya nyupir, saya jadi teringat sebuah asosiasi kalau dalam hidup emang kadang kita harus gas dan rem. Gas mewakili keinginan nafsu, keinginan rem mewakili kontrol supaya gas ini ga berlebihan. Walaupun bensin baru diisi kondisi mesin lagi fit-fitnya, gas jangan sampai diinjek pol, rem harus tetap mendampingi, biar ngga nabrak dan bensinnya juga cukup. Pom bensin bisa jadi masih jauh dan kalau pun ada belum pasti bensin yang pas dengan kendaraan kita tersedia. Hemat, hemat, hemat.

Categories: Opini Gue, Perjalanan

Belum Rejeki

January 3, 2021 Leave a comment

Halo sobat, suatu sore saya, istri dan anak saya berkendara keluar rumah dengan tujuan mencari satu minuman dengan merek populer dan banyak di-endorse oleh orang. Karena banyak di-endorse itu lah yang membuat saya dan istri penasaran. Sementara itu anak saya yang masih 4 tahun ya, ikut saja.

Langsung saja saya buka google dan saya cari outlet minuman itu yang terdekat dari rumah. Ternyata yang terdekat jaraknya 10 km dari rumah. 

Walaupun jauh, ya sudah akhirnya kami bertiga tempuh saja perjalanan 10 km tersebut. Google memperkirakan perjalanan kurang lebih satu jam karena beberapa rute merah dan macet, alternatif lain juga diperkirakan lebih macet jadi saya pilih percaya pada google, dan mengikuti semua navigasi yang diarahkan.

Karena perjalanan cukup lama akhirnya saya dan istri terlibat beberapa topik percakapan sambil mengemudi, mulai dari membahas rencana liburan, rencana beli kado untuk saudara sampai gosip-gosip di lingkungan cluster perumahan tempat kami tinggal. Sementara itu Ruby anak saya kebiasaannya sejak masih bayi kalau perjalanan jauh seperti ini dia tertidur di mobil.

Sampai di tempat tujuan, ternyata outlet minuman itu sangat ruamee antriannya, terutama antrian pesan antar gofood dan grabfood. Karena sudah kepalang tanggung satu jam perjalanan, akhirnya istri saya antri, biasanya saya kebagian jagain anak di mobil. Dan biasanya Ruby anak saya kalau mobil berhenti dia pasti terbangun. Saya pun mengajak dia bermain di mobil permainan yang menjadi hobi kami adalah permainan peran dengan dua boneka dengan saya berperan menjadi salah satu bonekanya dengan suara yang sedikit ditekan. Kalau tidak ada boneka biasanya bisa pakai apa saja yang ada di mobil, misalnya bantal dengan gambar karakter “toped” yang ada di mobil atau parfum gantung bergambar karakter.

Setelah hampir 30 menit menunggu akhirnya istri saya kembali membawa minuman yang sudah ditunggu-tunggu. Setelah saya minum, rasanya enak sih, unik dia punya keunggulan dibandingkan minuman-minuman sejenis. Bisa dibilang rasanya cukup sepadan dengan perjuangan yang sudah dilakukan.

Akhirnya kami pun pulang, biasanya perjalan pulang saya tidak menggunakan google lagi sebagai navigasi, karena sudah tujuan pulang kemana. Google hanya saya gunakan di awal untuk mengetahui rute tidak macet yang disarankan. Saya pun mengemudi tanpa navigasi dari google yang biasanya cerewet mengatur arah jalan. 

Satu kilometer sebelum sampai rumah, kami melewati ruko-ruko tempat kami biasa memesan makanan take-away dan kami pun memutuskan singgah sejenak. Saat memperhatikan ruko-ruko sekitar ternyata ada satu toko yang baru buka dan ternyata adalah toko minuman merek yang sama yang kita beli tadi. Antriannya sepi hanya satu dua orang saja yang beli, tidak ada antrian pesan antar gofood atau grabfood, karena mungkin masih cabang baru, di google pun belum ada. Dan sekilas saya lihat ada iklan promo buy 1 get 1 sebagai bentuk promosi outlet baru.

“Kampret”, mungkin itu yang terucap dalam hati saya. Saya merasa usaha menyetir selama satu jam menembus macet dan menunggu istri antri beli minuman itu terasa sia-sia. Mangkel rasanya padahal rute saat berangkat juga melalui ruko-ruko tersebut tapi saya tidak sadar karena terlalu fokus mendengarkan navigasi google.

Tapi kalau dipikir-pikir, yo wis lah, sudah kadung kejadian. Kami pun hanya bisa mentertawai nasib sedikit kurang beruntung kami setelah menyadari ada toko baru itu. Padahal kalau dipikir-pikir 10 menit sebelumnya kami merasa beruntung bisa menikmati minuman yang viral dengan rasa lumayan enak, bisa punya quality time ngobrol suami-istri di mobil, Ruby yang susah tidur akhirnya bisa tidur di mobil, dan saya pun bisa sejenak bermain dengan anak sambil menunggu istri antri beli minuman itu.

Categories: Cerita Gue, curhat

Manusia Adalah Setan Bagi Manusia Lainnya

November 17, 2019 Comments off

Memang tugasmu untuk menggoda.
Kamu menjalankan tugas dengan sangat persistent.
Sejak Adam diciptakan kau terus dan terus menggoda.

Mungkin kamu juga mulia, jika niatmu adalah untuk melatih manusia, agar bisa mencapai surga bersama-sama.
Kreatifitasmu tiada tara, gagal satu cara kau cari cara lainnya.
Benar-benar luar biasa.

Kami manusia bukan tidak berdaya.
Jauh dalam benak kami tahu semua tipu daya yang kau punya, andai jika hati kami terbuka.
Sayangnya yang terbuka hatinya hanya beberapa? Atau tidak ada? Atau justru semua.

Kami sadar kenapa kamu selalu menggoda selama manusia ada.
Karena wujudmu yang selalu digambarkan adalah fiksi.
Padahal bisa jadi yang nyata sebenarnya, manusia adalah setan bagi manusia lainnya.
Atau sebaliknya bisa jadi juga manusia adalah malaikat bagi manusia lainnya.

(Ditulis 16 November 2019)

Categories: Opini Gue

Pria-pria Transjakarta

October 17, 2019 Leave a comment

Last man standing prinsip kami

Berdiri membuktikan kami kuat

Berdiri membuktikan kami dewasa

Berdiri membuktikan kami bijaksana

Kami berlari-lari untuk mengejar dan berdiri di atas transjakarta

Kami tak sudi berlari-lari demi merebut kursi

Jangan hina kami dengan tawaran kursi

Kursi hanya untuk lansia, wanita dan yang tak berdaya

Kami duduk hanya kalau terpaksa

Karena tak ada lagi lansia, wanitadan yang tak berdaya

Categories: Puisi